Minggu, 11 Mei 2008

Katak... Katak???

Di tengah sebuah padang rumput terdapat sebuah kolam. Di dalam kolam itu tinggal berpuluh-puluh katak. Di antara anak-anak katak yang membesar di situ, terdapat seekor yang paling kuat dan berani bernama Kenthus. Oleh karena itu, Kenthus menjadi sombong dan tidak berhati-hati. Kakak Kenthus sering menasihatinya agar tidak bersikap sombong tetapi Kenthus tidak menghiraukan peringatan kakaknya. Lebih-lebih lagi setelah dia dapat mengalahkan seekor anak katak yang mencabarnya. Anak-anak katak yang lain pula mulai menghindarinya hingga dia tidak ada teman bermain.

Pada suatu pagi, Kenthus berlatih melompat di padang rumput. Ketika itu juga ada seekor anak lembu yang sedang bermain di situ. Sesekali, anak lembu itu mendekati ibunya untuk menyedot susu. Anak lembu itu gembira, berlari-lati menyenggok rumput yang segar. Tiba-tiba lidahnya yang dijulurkan terkena sesuatu yang segera menjauhinya.

"Huh, berani makhluk ini mengusikku,” kata Kenthus dengan perasaan marah sambil coba menjauhi anak lembu itu. Anak lembu itu pula tidak berniat untuk mengganggunya. Kenthus menjadi cemas dan melompat dengan segera untuk menyelamatkan diri.


Apabila Kenthus sampai di tepi kolam, kawan-kawannya, terpingkal-pingkal melihat keadaannya. “ Hai Kenthus, mengapa terengah -engah? Mukamu pucat lesu!'

"Tidak apa-apa. Aku hanya cemas saja. Lihatlah di tengah padang rumput itu. Aku tidak tahu mahkluk apa, tapi ia sangat sombong. Mahkluk itu hendak menelan aku,” kata Kenthus dengan napas tercungap-cungap(?). Kakaknya yang baru tiba di situ menjelaskan, ”Mahkluk itu anak lembu. Sepengetahuan kakak, anak lembu tidak jahat...,"

"Tidak jahat? Saya tidak pikir begitu. Saya hampir ditelannya tadi,” kata Kenthus. “Ah, tidak mungkin, lembu tidak makan katak atau ikan tapi rumput,” jelas kakaknya lagi. “ Saya tidak percaya kakak. Tadi, aku dikejarnya dan hampir ditendang olehnya,” cela Kenthus.

"Wahai kawan – kawan, aku sebenarnya boleh melawannya dengan menggembungkan diriku,” kata Kenthus dengan bangga.

"Lawan Kenthus!! Kamu pasti menang,” teriak anak-anak katak ramai-ramai. “ Sudahlah Kenthus... kamu tidak dapat menandingi lembu itu. Perbuatanmu berbahaya. Hentikan!!!” kata kakak Kenthus berulang kali. Tetapi Kenthus tak peduli. Malahan Kenthus terus menggembungkan dirinya apabila mendapat sorakan dari kawan-kawannya. Sebenarnya, mereka sengaja hendak mengejek Kenthus yang congkak itu. “ Sedikit lagi... Teruskan!!” begitulah kata mereka. Tiba-tiba Kenthus jatuh lemas. Perutnya mengempis. Melihat keadaannya, kakak Kenthus membantunya. Untung, Kenthus tak apa-apa. Dia sembuh seperti sedia kala tetapi sikapnya telah berubah. Dia malu dan kesal dengan sikapnya yang congkak.

Makanya jadi orang jangan congkak, nanti kena akibatnya.